Stratifikasi sosial di dalam masyarakat terbentuk karena adanya sesuatu di dalam masyarakat yang dianggap berharga/bernilai. Penguasaan atau kepemilikan terhadap sesuatu yang bernilai dalam jumlah besar akan menempatkan seseorang atau sekelompok orang pada strata yang teratas di dalam sistem stratifikasi sosial. Sesuatu yang bernilai sangat tergantung kepada komunitas dan cara komunitas/masyarakat memandang acuan status dan peranan sosialnya.
Bagi para penambang sumber daya alam, tentulah yang menjadi acuan nilainya adalah hasil penggalian yang menjadi tujuannya. Bagi pedagang sayur di pasar, jualannya merupakan sesuatu yang bernilai. Bagi guru, buku dan media pembelajaran merupakan orientasi nilai. Bagi montir bengkel, peralatan service merupakan orientasi nilai.
Saya teringat kembali kondisi ketika papi saya meninggal akibat kecelakaan. Setelah peringatan satu tahun meninggalnya berbagai perkakas miliknya saya jual kepada tukang besi dan sebagian lagi saya bagi-bagikan secara cuma-Cuma kepada kerabat dekat dan tetangga. Tentu saja mereka yang memperolehnya mengucapkan banyak terima kasih. Bagi saya, barang-barang tersebut tidak lagi bernilai dan justru membebani, karena saya memang tidak bisa dan tidak suka dengan usaha bengkel yang dijalankan beliau.
Sekarang ini saya sering mengoleksi dan membeli berbagai buku. Buku-buku tersebut tidak jarang saya beli dengan harga mahal. Tentu saja saya sering dianggap goblok juga oleh banyak orang. Ngapain numpuk buku banyak-banyak. Bahkan teman-teman saya sering mengatakan lebih baik tumpukan buku tersebut tidak saya beli dan justru diganti dengan makanan. Mami saya bahkan sempat mencoba menghitung harga-harga buku tersebut. Mami menyajikan angka tersebut dan sebuah brosur penawaran mobil. Saya tersenyum saja menatap angka tersebut dan brosur yang disajikan. Tidak lain, mami mau menyampaikan, “Jika buku ini tidak kamu beli, maka kamu sudah bisa dapat mobil di brosur itu.”
Tapi di sinilah letak indahnya dunia. Tidak semua orang memandang penting dan bernilai pada satu jenis benda. Dunia ini diisi dengan begitu banyak perbedaan dan keragaman nilai. Justru di sinilah letak kesempurnaan sinergi dan berjalannya hukum alam. Bukan hanya manusia yang demikian. Lihat sajalah alam ini, penuh dengan perbedaan dalam memandang nilai.
Bagi lebah dan kupu-kupu tentulah madu dari bunga menempati nilai terpenting. Sementara bagi ikan, air adalah suatu habitat yang bernilai mutlak. Burung-burung di udara juga memilih nilai makanannya. Ada yang menyantap serangga dan ada pula yang menyantap biji-bijian.
Jelas pilihan nilai khas bagi semua makhluk yang menempati alam semesta ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar