Print friendly

Print Friendly Version of this pagePrint Get a PDF version of this webpagePDF

18 Jul 2011

Kekerasan sosial: Pembunuhan

Hampir setiap hari di berbagai tempat di muka bumi ini terjadi pembunuhan. Proses makan-memakan di dalam rantai makanan menempati posisi utama di dalam pembunuhan tersebut. Selain itu, tentu saja pembunuhan manusia terhadap sejumlah hewan yang akan dijadikan sebagai daging konsumsi akan menempati posisi selanjutnya. Pembantaian juga terjadi atas hewan oleh manusia atas anggapan bahwa hewan tersebut mengganggu. Sebaliknya hewan juga dapat membunuh manusia.

Manusia sendiri juga melakukan pembunuhan terhadap manusia. Pembunuhan terjadi di medan perang. Pembunuhan terjadi dalam pembantaian etnis. Pembunuhan terjadi dalam konflik. Pembunuhan juga terjadi secara berencana. Pembantaian manusia terhadap manusia bukan suatu cerita baru. Sejarah manusia telah menunjukkan pada dasarnya manusia dapat menjadi pemangsa bagi bangsanya sendiri (alisan kanibal). Peradaban dan hati nuranilah yang membuat manusia tidak melakukan hal tersebut.

Tidak jarang dalam berita kita mendengar anggota keluarga saling membunuh karena berebut harta atau berselisih pendapat. Tidak jarang pula orang tua membunuh anak dan kemudian bunuh diri karena himpitan derita hidup. Pelaku hubungan seks di luar nikah juga kadang membuang dan membunuh hasil hubungan gelapnya. Ada pula pembunuhan yang dilakukan untuk menguasai harta benda. Pembunuhan juga dapat dilatarbelakangi cemburu. Berbagai macam alasan dapat membuat orang membunuh sesamanya.

Ganjaran terhadap para pembunuh juga bermacam-macam. Pembalasan dendam dapat menyebabkan dirinya terbunuh. Hukum juga dapat memberikan sanksi hukuman mati kepada pembunuh yang melakukan tindakannya secara sengaja. Namun, ancaman tersebut tidak pernah membuat pelaku pembunuhan berhenti melakukan aksi dan kejahatannya.

Manusia pada dasarnya memiliki potensi yang sama untuk melakukan berbagai kejahatan, termasuk melakukan pembunuhan. Naluri-naluri jahat tersebut dapat berkembang karena berbagai faktor dari dalam diri maupun di luar diri sang pelaku. Tersedianya berbagai contoh tindakan sadisme dalam bentuk tayangan film-film yang dapat dengan mudah diperoleh merupakan salah satu faktor yang dapat mendorong seseorang mengembangkan pribadi atau sisi negatif dari dalam dirinya.

Sisi-sisi kelam dan jahat manusia dapat dengan mudah tumbuh jika diberi lahan yang subur di sekitar perilaku jahat. Namun, sisi-sisi kebaikan dan kelembutan justru tumbuh begitu lambat, karena kelembutan dan kesabaran seringkali menuntut kerelaan dan kesediaan untuk menahan derita dan siksa dari sekitar yang memang lebih kuat aura negatifnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar